kado dua puluh tiga


yang tiba tiba datang ke rumah itu beneran ada.



Ya, kamu.
Kamu yang absurd yang gak pernah aku duga datang tiba tiba ke hatiku yang sedang terluka. Kemudian sedikit menyembuhkan lukaku dan ternyata kamu membangun singgasana di dalamnya.
(Bahaha gitu kali ya ibarat kata)

Ya, kamu.
Kamu yang tak pernah aku kira datang dalam hidupku.
Entah gimana dulu kamu mengutarakan rasa itu, aku tak pernah tahu.


Tiba-tiba saja..


Kamu hanya percaya aku calonmu.
Dan kemudian tiba tiba kamu datang ke rumahku.
Bukan bercanda seperti yang aku kira.
Mengutarakan apa maksudmu, tapi tentu dengan tidak memburu-buru.
Seingatku, aku hanya bilang “ya, gapapa”,
terus kamu bilang, “kalau gapapa berarti boleh aku lamar kamu?”
dan kemudian semua mengalir begitu saja...

Bukan, belum. Aku belum dilamar olehnya.
Berdoa secepatnya dibolehin oleh kedua orang tua.


Terima kasih telah datang
Terima kasih telah menjadi tempat pulang



Dulu aku mencari sosok dengan a be ce de e seperti ini seperti itu,
semua berakhir ketika aku lebih dalam mengenalmu
Aku tersadar, bukan seorang dengan a be ce de e yang aku cari yang bisa menjadi imamku nanti,
tapi seorang yang benar-benar membuat aku nyaman,
bisa membuatku menjadi diriku sendiri, tapi terus membuatku berkembang,
Menyemangati bukan hanya sekadar menyemangati,
tapi lebih memberikan contoh aslinya sehingga aku terinspirasi.
Kemudian membuatku terpacu dengan diri sendiri, agar layak jadi istrimu nanti.

Bersamamu, masa depan itu kita, masa depan itu nyata
bukan khayalan belaka.

Terima kasih telah datang
Terima kasih telah menjadi tempat pulang

Comments