anak desa ke kota, tersesat jua !


Minggu 6 Maret 2016.

Hari ini kita libur. Melepas penat dari kegiatan yang membosankan, kita santai-santai aja dikosan. Dhuhur tiba, eh tiba-tiba merasa berdosa memanfaatkan hari libur barang sehari di jakarta. Yasudah, kita memutuskan untuk pergi ke TMII.

Kalau di peta sih, kelihatannya lurus doang dari jalan raya depan kosan. Taunya.
Nah, perjalanan kita (aku dan ira) dimulai dengan jalan kaki keluar kosan, melewati gang dan berhenti di dekat jalan raya. Terus kita menunggu angkot merah jurusan S15A yang ada tulisan TMII. Beberapa saat ada juga angkot yang kita tunggu. Kosan kita di Gedong, Pasar Rebo jadinya naiknya itu. Kita naik. Pikir kita, dari Jln TB Simatupang, lurus aja nyeberang Jalan Raya Bogor. Ternyata dugaan kita salah. Kita dibawa muter dulu ke arah utara, entah belok dimana pokoknya ada gang-gang gitu, dan sampailah kita di TMII. Oh iya, kita masuk lewat pintu 2. Setelah bayar tiket masuklah kita.

Bukan pengalaman di TMII yang pengen aku ceritain. Di TMII biasalah anak jaman sekarang, foto-foto, naik kereta gantung. Begitu juga kita. Nah, sampailah menit-menit menjelang magrib. Kita memutuskan untuk solat dulu, jadi kita menunggu adzan. Ketemulah kita dengan tukang ojek, bapaknya bilang, "Neng mau kemana, ayo saya antar aja naik ojek, hujan lo". Refleks aku bilang "Makasih pak, belum hujan kok pak, hujannya masih nanti". Deg. Aku baru sadar apa yang aku bilang. Hujannya nanti.

Setelah itu kita solat.
Selesai solat hujan rintik-rintik, dan kemudian hujan beneran. Hujan deres.
Kita mencari pintu keluar yang mengarah ke halte busway. Pikir kita, pintu 2 engga ada busway, mungkin di deket pintu 1.

Jadi dengan pedenya kita jalan menuju pintu 1, setelah tanya-tanya orang juga arah ke pintu 1. Hujan semakin deras nih. Kita pede aja jalan (dalam hati takut).
Sampailah kita ke gerbang pintu 1. Fine, jarak gerbang pintu 1 ke jalan raya jauuuuh banget. Kita tetep jalan dengan berdoa ada busway.Di perjalanan kita sempat ditawarin naik angkot ke busway. Tapi karena kondisi hujan dan sepi, disitu cuma ada bapak-bapak angkot aja kita acuh, kita tetep jalan menuju jalan raya.

Sampai jalan raya, gak ada tanda-tanda halte busway. Kita memutuskan buat bertanya dengan seorang Ibu-ibu. Kata beliau kalau mau naik busway naik jalur 2 dulu, jauh kalau dari sini. Entah ibuknya bilang apalagi, udah ga konsentrasi, konsentrasi kita hanya naik jalur 2.

Setelah itu kita menyeberang jalan dan naik pula kita jalur 2.

Krik krik krik

Sekian lama kok ga ada tanda-tanda halte busway, yang ada malah ke jalan semakin sempit. Saat itu juga aku mulai buka Maps. Oke, ternyata kita menuju Depok. Ira, aku bilangin tapi ga percaya, dan bersikap seolah nenangin aku, mungkin bentar lagi. Tapi aku gak tahan, angkot ini membawa kita semakin jauh. Dan akhirnya aku memutuskan mengajak ira buat turun di tempat yang ramai.

Sampailah kita di suatu tempat yang ada McD nya. Entah daerah mana tempatnya aku lupa.  Kita memutuskan buat cari Taksi via Grab. Utek-utek aplikasi gak tersedia taksi di daerah itu. Ampuuun, daerah mana itu sampai Grab aja gak ada. Terus aku celingak-celinguk, gak ada tanda-tanda taksi blue bird lewat. Udah pasrah pengen nangis waktu itu.

Setelah hampir satu jam kita kaya orang ilang (emang ilang beneran deh), kita memutuskan buat naik jalur 2 lagi yang berlawanan arus, terus tanya ke TMII apa engga. Ternyata iya. Awalnya ada tiga orang, tapi penumpang satunya turun. Jadi hanya kita berdua. Deg-deg-deg. Pikiranku udah kalut. Jujur aku takut. Takut diculik, takut dianeh-anehin. Ini kota besar, dan aku belum banyak pengalaman apa-apa. Aku cuma bisa berdoa. Apalagi tiap lewat jalan-jalan yang sepi. Doa apa aja yang bisa aku baca aku baca.

Setelah sekian lama, akhirnya ada penumpang juga. Hati ini sedikit lega.

Setelah itu, aku sampailah kita ke halte busway. Kita turun dari angkot lalu naik busway.
Nemu busway udah berasa nemu apa aja waktu itu. Kondisi hujan, malam. Ahh. Pengen teriak mengucap syukur Alhamdulillah.

Dari busway kita pulang. Menuju rute ke kosan kita.


sejak saat itu aku takut pulang malam, terutama untuk daerah-daerah yang belum ku kenal.

Comments