dua ribu lima belas

Tidak semuanya seperti apa yang aku inginkan.
Banyak hal yang menurutku, yah bisa dibilang masih gagal.
Tapi setidaknya aku bersyukur. Tahun ini aku berkesempatan mencoba banyak hal.
Telah melakukan banyak kesalahan, telah banyak mengalami kegagalan.
Aku bersyukur untuk itu.

Tahun ini, aku berhasil naik gunung, yahh walaupun itu hanya sebatas gunung kecil. Tapi yang lebih berharga adalah aku tak sekedar naik gunung, aku sembari menanam pohon, walaupun ga banyak juga.

Tahun ini, aku diijinkan menggunakan behel, yang aku pengen pakai sedari aku jaman masih SD. Dan alhamdulillah, aku bisa pakai uangku sendiri, engga repotin orang tua, walaupun uang beasiswa sih, tapi kan itu beasiswa prestasi. Jadi gapapa kan yaaa?

Tahun ini, aku gabung dengan Komunitas Family Supporting Group Tunas Bangsa Yogyakarta. Ini adalah komunitas yang bergerak untuk pendampingan anak-anak penderita kanker dan kelainan darah. Salah satu mimpiku terwujud, aku menjadi relawan.

Tahun ini, aku berhasil menahan hawa nafsuku, untuk menjadi Kepala Departemen Penelitian GC. Aku sadar, aku belum banyak memiliki kapabilitas yang baik untuk menjadi seorang kadept, dan aku yakin ada orang-orang yang bisa memimpin lebih. Aku mundur. Aku menolak tawaran itu. Jujur aku menyesal, karena aku kehilangan banyak hal yang gak bisa aku dapatkan tanpa aku menjadi seorang kadept penelitian di GC. Tapi aku mendapatkan banyak hal di luar GC, hal yang selama ini belum aku dapatkan.

Tahun ini juga, aku berhasil melawan egoku. Exchange studi ke luar negeri siapa yang ga pengen? Tahun lalu aku sudah mencoba, dan aku gagal. Tahun ini aku punya kesempatan mencoba lagi, dengan peluang yang lebih besar karena aku dapat mengestimasikan kegagalanku di waktu yang lalu. Tapi aku tidak mencobanya. Kenapa? Aku tahu, kakakku tahun ini mau menikah. Kemarin waktu kakakku wisuda, aku sudah gak ikut, aku lagi di Makassar. Aku cuma punya kakak satu. Dan aku harus hadir di moment-moment yang paling berperan dalam hidupnya. Dan orang tuaku, aku gak mau membebani mereka misal aku berhasil exchange tahun ini. Tahun ini aku KKN, tahun ini kakakku nikah juga. Untuk keluarga yang biasa-biasa seperti keluargaku, itu udah cukup menghabiskan uang banyak. Aku ga mau membebani mereka lagi. Maka aku putuskan untuk gak mendaftar exchange, walaupun aku pengen, dan walaupun aku belum tentu keterima juga.

Tahun ini, aku ikut Latihan Gabungan SAR. Sederhana kenapa aku ikut itu. Aku Cuma pengen bantu orang lain. Dan aku dulu juga pernah bercita-cita pengen jadi relawan bukan? Ternyata tak semudah itu. Banyak skill yang harus dipunyai. Akhirnya. Aku ga menyerah. Aku ingin membantu sesama. Tapi jalannya engga harus menjadi relawan kan? Jujur di kepanitiaan ini aku bertemu dengan banyak anak-anak UKM. Aku bertemu dengan anak FORKOM, MAPAGAMA, PRAMUKA, UKESMA, MENWA, SELAM. Tentu mereka berbeda dengan kebanyakan anak yang aku temui, aku bersyukur bisa kenal mereka. Tapi, gimana ya. Aku gak punya modal dasar disana. Aku besar di GC dan di PERMAHAMI, aku tak banyak belajar tentang itu. Aku menyadari, aku bukan seorang relawan lapangan. Dan pada akhirnya aku engga lanjutkan. Sebenernya sayang, tapi ya gimana lagi. Aku gak menemukan diriku disana.

Tahun ini, aku KKN. Sebenernya biasa aja sih KKN. Hampir semua mahasiswa KKN. Dan tahun ini KKN di kampusku banyak dibiayai transportasinya. Tentu itu menjadi kemudahan tersendiri. Tapi bukan itu, KKN dua bulan di Sabang, aku belajar banyak hal. Mulai dari persiapannya yang super rempong dan pada akhirnya tidak sesuai dengan kondisi sana. Memang aku suka mencoba dan aku suka tantangan, tapi aku juga suka menganalisis. Aku suka membuat perhitungan. Terus? Dua bulan tentu banyak pengalaman, pembelajaran, kenangan bukan?

Tahun ini aku berhasil buat coklat. Seorang lily yang gak bisa masak, dan terpaksa dapet program yang bau-baunya masak-masak, kan ya hemmm... Modal coba-coba, tentunya ditambah usaha. Saat-saat sebelum KKN, aku banyak melakukan persiapan. Berdasarkan info info yang aku dengar tentang Sabang, aku mencoba mengembangkan sesuatu, yah yang menurutku itu bermanfaat. Aku mencoba membuat coklat. Berhasil. Alhamdulillah iya. Tapi aku kurang yakin bagaimana keberlanjutannya disana.

Tahun ini aku berhasil membuat nata de coco, tanpa pupuk ZA ! (Pupuk ZA merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan nata de coco). Sebelumnya aku pernah membuat nata de coco dengan ZA juga. Tetapi akhir-akhir ada berita yang mengatakan bahwa penggunaan ZA dilarang, salah satu perusahan nata de coco di jogja di grebek. Emmm.. sebagai seorang calon microbiologist, aku harus mencari bahan subtitusi si ZA tadi biar nata tetep bisa di produksi. Setelah cari jurnal sana-sini. Dapet deh referensi yang bilang kalau penggunaan tauge bisa jadi pengganti amonium untuk pembuatan nata (Sebelumnya udah sempet sercing, plus cari yang jual ammonium juga di kota Banda, tapi nihil, gak ada). Modal percaya, modal nekat kalau ku kata, dan asal nyoba. Tralala. Nata nya jadi juga. Oke. Nata itu program dadakan, soalnya disana banyak kelapa. Tanpa banyak persiapan, berhasil itu sangat menyenangkan. (Oh iya, kita ga pakai starter standar, di Sabang dimana jual?. Jadi kemarin kita buat starter sendiri juga lohh dari Nanas).

Tahun ini, aku mendapatkan banyak pelajaran berharga. Salah satunya, aku menjadi seorang yang disuka dari dua orang yang telah saling bersahabat lama. Anugerah ? Entah. Tetapi terimakasih untuk itu. Terimakasih telah membuat bingung, terimakasih telah membuat galau. Entah kalian suka beneran apa cuma baper baperan. Entah. Tapi, dari situ aku belajar, dilain waktu dan dilain kesempatan, aku harus bisa menjaga diriku, menjaga perasaanku. Aku harus bisa tegas, pada siapa aku suka. Yah, walaupun aku juga gatau pada siapa aku suka. Tapi, misal aku ga suka sama orang, aku harus menghindar. Mungkin aku  bilang, apa salahnya sih temenan? Tapi kalau temenan malah bikin sakit yang lain kek mana? Aku ga mau kasih harapan palsu. Aku bukan seorang seperti itu. Dan aku juga gamau kaya gitu.

Tahun ini, aku mengikuti Indonesian Youth Dream Camp. Semacam event kepemudaan nasional gitu dan diikuti perwakilan pemuda dari seluruh Indonesia. Bertemu mereka, bercerita menjadikan motivasi tersendiri. Sebenernya banyak coba daftar ikut acara acara semacam ini juga di tingkat Internasional, tapi, Allah baru mengijinkan yang ditingkat nasional. Semoga tahun depan bisa Internasional.

Tahun ini aku untuk pertama kalinya menjadi guru les. Hanya tiga hari memang. Sebelumnya ada wawancara terlebih dulu, ada tes mengajar juga.  Untuk kesempatan pertama, aku hanya menjadi guru khusus UAS. Gapapa. Tiga hari mengajar anak-anak SD bagus di Jogja itu udah menjadi suatu pelajaran sendiri. Kebandelan mereka, daya terima mereka, kesabaran di uji, itu pasti. Satu, aku belajar untuk menjadi seorang ibu yang kelak mengajari anak-anaknya. Bolehlah. Makasih kak rulfi, udah diajak gabung di Kairos Station.

Tahun ini. Aku, Ira, dan Irma resmi mendirikan usaha kita. Kost Production. Ini masih awal. Kita masih riset sana sini. Semoga usahanya berkembang pesat aja deh yaaa. Sejauh ini kita baru ada dua varian rasa, Yo’Susu dan Yo’Pea.


Tahun ini aku di uji juga. Di tolak di dua perusahaan di detik-detik keberangkatan KL, setelah yang satu 90% diterima, dan yang satu aku dan ira yang terlalu berharap. Seenggaknya aku mengerti bagaimana perasaannya di PHP in dan Ngarep terus di tolak. Ya, aku belajar tentang itu. 



Terima kasih dua ribu lima belas....

Comments