Tidak semuanya seperti apa yang aku inginkan.
Banyak hal yang menurutku, yah bisa dibilang masih gagal.
Tapi setidaknya aku bersyukur. Tahun ini aku
berkesempatan mencoba banyak hal.
Telah melakukan banyak kesalahan, telah banyak mengalami
kegagalan.
Aku bersyukur untuk itu.
Tahun ini, aku berhasil naik gunung, yahh walaupun itu
hanya sebatas gunung kecil. Tapi yang lebih berharga adalah aku tak sekedar
naik gunung, aku sembari menanam pohon, walaupun ga banyak juga.
Tahun ini, aku diijinkan menggunakan behel, yang aku pengen pakai sedari aku jaman masih SD. Dan alhamdulillah, aku bisa pakai uangku sendiri, engga repotin orang tua, walaupun uang beasiswa sih, tapi kan itu beasiswa prestasi. Jadi gapapa kan yaaa?
Tahun ini, aku gabung dengan Komunitas Family Supporting
Group Tunas Bangsa Yogyakarta. Ini adalah komunitas yang bergerak untuk
pendampingan anak-anak penderita kanker dan kelainan darah. Salah satu mimpiku
terwujud, aku menjadi relawan.
Tahun ini, aku berhasil menahan hawa nafsuku, untuk
menjadi Kepala Departemen Penelitian GC. Aku sadar, aku belum banyak memiliki
kapabilitas yang baik untuk menjadi seorang kadept, dan aku yakin ada
orang-orang yang bisa memimpin lebih. Aku mundur. Aku menolak tawaran itu.
Jujur aku menyesal, karena aku kehilangan banyak hal yang gak bisa aku dapatkan
tanpa aku menjadi seorang kadept penelitian di GC. Tapi aku mendapatkan banyak
hal di luar GC, hal yang selama ini belum aku dapatkan.
Tahun ini juga, aku berhasil melawan egoku. Exchange studi
ke luar negeri siapa yang ga pengen? Tahun lalu aku sudah mencoba, dan aku
gagal. Tahun ini aku punya kesempatan mencoba lagi, dengan peluang yang lebih
besar karena aku dapat mengestimasikan kegagalanku di waktu yang lalu. Tapi aku
tidak mencobanya. Kenapa? Aku tahu, kakakku tahun ini mau menikah. Kemarin
waktu kakakku wisuda, aku sudah gak ikut, aku lagi di Makassar. Aku cuma punya
kakak satu. Dan aku harus hadir di moment-moment yang paling berperan dalam
hidupnya. Dan orang tuaku, aku gak mau membebani mereka misal aku berhasil
exchange tahun ini. Tahun ini aku KKN, tahun ini kakakku nikah juga. Untuk
keluarga yang biasa-biasa seperti keluargaku, itu udah cukup menghabiskan uang
banyak. Aku ga mau membebani mereka lagi. Maka aku putuskan untuk gak mendaftar
exchange, walaupun aku pengen, dan walaupun aku belum tentu keterima juga.
Tahun ini, aku ikut Latihan Gabungan SAR. Sederhana
kenapa aku ikut itu. Aku Cuma pengen bantu orang lain. Dan aku dulu juga pernah
bercita-cita pengen jadi relawan bukan? Ternyata tak semudah itu. Banyak skill
yang harus dipunyai. Akhirnya. Aku ga menyerah. Aku ingin membantu sesama. Tapi
jalannya engga harus menjadi relawan kan? Jujur di kepanitiaan ini aku bertemu
dengan banyak anak-anak UKM. Aku bertemu dengan anak FORKOM, MAPAGAMA, PRAMUKA,
UKESMA, MENWA, SELAM. Tentu mereka berbeda dengan kebanyakan anak yang aku
temui, aku bersyukur bisa kenal mereka. Tapi, gimana ya. Aku gak punya modal
dasar disana. Aku besar di GC dan di PERMAHAMI, aku tak banyak belajar tentang
itu. Aku menyadari, aku bukan seorang relawan lapangan. Dan pada akhirnya aku
engga lanjutkan. Sebenernya sayang, tapi ya gimana lagi. Aku gak menemukan
diriku disana.
Tahun ini, aku KKN. Sebenernya biasa aja sih KKN. Hampir
semua mahasiswa KKN. Dan tahun ini KKN di kampusku banyak dibiayai
transportasinya. Tentu itu menjadi kemudahan tersendiri. Tapi bukan itu, KKN
dua bulan di Sabang, aku belajar banyak hal. Mulai dari persiapannya yang super
rempong dan pada akhirnya tidak sesuai dengan kondisi sana. Memang aku suka
mencoba dan aku suka tantangan, tapi aku juga suka menganalisis. Aku suka
membuat perhitungan. Terus? Dua bulan tentu banyak pengalaman, pembelajaran,
kenangan bukan?
Tahun ini aku berhasil buat coklat. Seorang lily yang gak
bisa masak, dan terpaksa dapet program yang bau-baunya masak-masak, kan ya
hemmm... Modal coba-coba, tentunya ditambah usaha. Saat-saat sebelum KKN, aku
banyak melakukan persiapan. Berdasarkan info info yang aku dengar tentang
Sabang, aku mencoba mengembangkan sesuatu, yah yang menurutku itu bermanfaat.
Aku mencoba membuat coklat. Berhasil. Alhamdulillah iya. Tapi aku kurang yakin
bagaimana keberlanjutannya disana.
Tahun ini aku berhasil membuat nata de coco, tanpa pupuk
ZA ! (Pupuk ZA merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan
nata de coco). Sebelumnya aku pernah membuat nata de coco dengan ZA juga.
Tetapi akhir-akhir ada berita yang mengatakan bahwa penggunaan ZA dilarang,
salah satu perusahan nata de coco di jogja di grebek. Emmm.. sebagai seorang
calon microbiologist, aku harus mencari bahan subtitusi si ZA tadi biar nata
tetep bisa di produksi. Setelah cari jurnal sana-sini. Dapet deh referensi yang
bilang kalau penggunaan tauge bisa jadi pengganti amonium untuk pembuatan nata
(Sebelumnya udah sempet sercing, plus cari yang jual ammonium juga di kota
Banda, tapi nihil, gak ada). Modal percaya, modal nekat kalau ku kata, dan asal
nyoba. Tralala. Nata nya jadi juga. Oke. Nata itu program dadakan, soalnya
disana banyak kelapa. Tanpa banyak persiapan, berhasil itu sangat menyenangkan.
(Oh iya, kita ga pakai starter standar, di Sabang dimana jual?. Jadi kemarin
kita buat starter sendiri juga lohh dari Nanas).
Tahun ini, aku mendapatkan banyak pelajaran berharga.
Salah satunya, aku menjadi seorang yang disuka dari dua orang yang telah saling
bersahabat lama. Anugerah ? Entah. Tetapi terimakasih untuk itu. Terimakasih
telah membuat bingung, terimakasih telah membuat galau. Entah kalian suka
beneran apa cuma baper baperan. Entah. Tapi, dari situ aku belajar, dilain
waktu dan dilain kesempatan, aku harus bisa menjaga diriku, menjaga perasaanku.
Aku harus bisa tegas, pada siapa aku suka. Yah, walaupun aku juga gatau pada
siapa aku suka. Tapi, misal aku ga suka sama orang, aku harus menghindar.
Mungkin aku bilang, apa salahnya sih
temenan? Tapi kalau temenan malah bikin sakit yang lain kek mana? Aku ga mau
kasih harapan palsu. Aku bukan seorang seperti itu. Dan aku juga gamau kaya
gitu.
Tahun ini, aku mengikuti Indonesian Youth Dream Camp.
Semacam event kepemudaan nasional gitu dan diikuti perwakilan pemuda dari seluruh
Indonesia. Bertemu mereka, bercerita menjadikan motivasi tersendiri. Sebenernya
banyak coba daftar ikut acara acara semacam ini juga di tingkat Internasional,
tapi, Allah baru mengijinkan yang ditingkat nasional. Semoga tahun depan bisa
Internasional.
Tahun ini aku untuk pertama kalinya menjadi guru les.
Hanya tiga hari memang. Sebelumnya ada wawancara terlebih dulu, ada tes
mengajar juga. Untuk kesempatan pertama,
aku hanya menjadi guru khusus UAS. Gapapa. Tiga hari mengajar anak-anak SD
bagus di Jogja itu udah menjadi suatu pelajaran sendiri. Kebandelan mereka,
daya terima mereka, kesabaran di uji, itu pasti. Satu, aku belajar untuk
menjadi seorang ibu yang kelak mengajari anak-anaknya. Bolehlah. Makasih kak
rulfi, udah diajak gabung di Kairos Station.
Tahun ini. Aku, Ira, dan Irma resmi mendirikan usaha
kita. Kost Production. Ini masih awal. Kita masih riset sana sini. Semoga
usahanya berkembang pesat aja deh yaaa. Sejauh ini kita baru ada dua varian
rasa, Yo’Susu dan Yo’Pea.
Tahun ini aku di uji juga. Di tolak di dua perusahaan di
detik-detik keberangkatan KL, setelah yang satu 90% diterima, dan yang satu aku
dan ira yang terlalu berharap. Seenggaknya aku mengerti bagaimana perasaannya
di PHP in dan Ngarep terus di tolak. Ya, aku belajar tentang itu.
Terima kasih dua ribu lima belas....
Comments
Post a Comment