Tuhan...
Ketika aku memilih sesuatu, berarti aku siap menerima konsekuensi dari pilihanku bukan?
Begitulah semester enamku.
Jujur. Aku sampai sekarang, belum menemukan tujuan hidupku. Aku hanya terus berjalan, sebisaku. Terus melangkah ke tempat yang aku tuju. Aku tidak mengikuti arus. Tidak. Aku berjalan ke tempat-tempat yang membuat hatiku nyaman. Seperti itu.
Bulan Januari kemarin, aku menghabiskan waktu liburku bersama teman-teman desaku, dimana mereka mempunyai komunitas pencinta alam, namanya GASAWANA. Aku naik bukit, turun lembah, naik gunung, dengan perbekalan seadanya. Tapi aku tak mengikuti orang-orang. Aku ke tempat itu bukan untuk foto bersama kertas untuk orang kesayangan atau sekedar menitip salam agar dianggap "kekinian". Bukan, aku menanam pohon, aku berusaha melestarikan alam. Dan aku bahagia karenanya. Bulan januari ini juga, pahlawanku pergi satu. Simbah. Sosok yang telah mengajariku tentang banyak hal terutama kehidupan. Mungkin saatnya aku mengaplikasikan nasehat tersebut dalam kehidupanku.
Februari. Ketika bulan ini identik dengan bulan kasih sayang, ya aku menemukan kasih sayang di bulan ini. Kasih sayang yang begitu besar. Selain aku dan teman-teman media GC ku bisa reunian,tapi ada yang lebih penting dari sekadar itu. Aku diterima dengan baik di keluarga Relawan Kanker Anak dan Kelainan Darah Family Supporting Group (FSG) Tunas Bangsa. Walaupun waktu itu aku masih training, tapi aku bisa belajar banyak hal disana. Dan kataku, membantu menolong orang lain, tak harus menunggu selagi kita mampu. Karena kemampuan itu datangnya dari dalam hati kita. Dan yang terpenting adalah komitmen untuk membantu itu.
Maret. Aku semakin menikmati kehidupan baruku, menjadi seorang relawan.
April. Aku mendapat informasi dari Presiden GC 2015 yang baru, Ridwan. Dia menawarkan open reqruitment panitia untuk kegiatan LATGABSAR (Latihan Gabungan SAR). Entah, karena aku sedari dulu kagum dengan para relawan yang telah membantuku di pengungsian dulu, dalam hati ini aku ingin juga turut membantu. Oleh karena itu, aku bergabung dalam kepanitian ini. Oh iya, pada 5 April 2015 ini. Aku juga telah resmi menjadi Relawan FSG Tunas Bangsa. Aku telah melewati masa training dan pembekalan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang relawan kanker anak. Rasa itu, entah menurutku lebih bahagia daripada aku mendapat nilai A pada salah satu mata kuliahku.
Mei. Setelah mencari-cari waktu, akhirnya aku bisa pergi bersama dengan kedua orang tuaku, yang itu sangat sulit untuk dilakukan mengingat kesibukannku. Terimakasih Tuhan. Selain aku sibuk dalam kepanitian LATGABSAR (karena aku sie acara, jadi sok sibuk gitu) aku juga ikut sounding thalasemia di JNM. Thalasemia itu kelainan darah yang mengharuskan penderitanya transfusi darah setiap bulan. Kalian tahu, penderita thalasemia di Indonesia itu tahun 2014 ini mencapai 6.647 orang (sumber : Temu Nasional POPTI se DIY-Jateng). Dan, kita tak pernah tau, anak kita kelak bisa terkena resiko atau tidak, oleh karena itu perlu dilakukan screening thalasemia untuk mengantisipasinya. Bulan ini, aku juga ikut baksos di panti asuhan Bina Siwi, panti untuk difabel dan anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka dengan keistimewaannya, mereka mampu menyambut kami dengan alunan rebana dan band musik buatannya. Mereka juga bisa membuat beraneka ragam pekerjaan tangan. Harusnya malu kalau masih mengeluh setelah datang kesini. Lagi-lagi intinya harus bersyukur.
Juni. Sementara bulan Juni ini, dimana hari H acara LATGABSAR UKM UGM. Dan persiapan KKN ku semakin di perketat. Oh iya, panitia LATGABSAR kan dari beberapa perwakilan UKM di UGM, jadi aku bisa kenal temen-temen dengan latar belakang berbeda, seperti anak-anak pencinta alamnya UGM, UKM MAPAGAMA, terus lembutnya anak-anak yang siap menolong korban, UKM UKESMA, anak-anak yang berdedikasi membangun negeri pertiwi, UKM PRAMUKA, dan temen-temen yang sigap dan berani, temen-teman MENWA. Nah mereka itu UKM khusus pilihan jadi porsinya banyak. Tapi intinya aku bersyukur kenal dengan mereka.
Sebenernya gak ada kok yang istmewa di hari-hari semester enamku.
Tapi buat aku, yang sebelum-sebelumnya aku hanya sibuk dengan penelitian kecil-kecilanku, yang gak ada hasilnya. Hiks. Ketika aku membuka mata lebih, aku bisa menemukan kebahagiaan baru. Walaupun itu juga semakin membingungkanku akan tujuan hidupku. Tapi, kini aku mengerti, semisal Allah mengijinkan aku jadi ilmuwan nanti, aku juga harus peka terhadap mereka. Sebenarnya apa yang mereka butuhkan. Bukan hanya sebatas aku ingin menemukan sesuatu, tapi kebermanfaatanya kurang.
Dan semester enam ini, memberiku pilihan untuk cara berpandangku di masa depan. Mungkin ini jauh dari target-target ku dulu, menang lomba dan semacamnya. Bukan menghilang, keinginan itu masih ada. Tapi, aku harus menyesuaikan diriku yang sebenarnya. Aku hanya ingin menjadi orang yang berguna, ketika aku sibuk dengan target-targetku, tapi aku tak berguna untuk orang-orang disekitarku apalah guna? Dan aku juga tak pernah tau, kapan kematianku akan menjemputku. Apakah ketika aku mati sudah berhasil menemukan sesuatu yang aku anggap berguna itu.
Saat ini, aku hanya ingin menjadi seorang yang bermanfaat, bagi orang-orang disekitarku. Dan begitulah pilihanku.
Aku masih memasang target-targetku, tapi aku tak mau se-ambisius dulu. Bukan aku putus asa dari kegagalan yang terus aku terima. Tapi aku memandang dari arah yang berbeda. Karena aku sekarang, melihat dunia lebih jauh dari yang sebelumnya.
Comments
Post a Comment