Ternyata hidup lebih rumit dari yang kupikirkan

Tuhan. Terimakasih untuk hari ini. Hari ini aku banyak belajar. Belajar tentang kehidupan. Tuhan aku malu. Selama ini aku banyak mengeluh akan keluh kesah dalam hidupku. Tuhan, ternyata diluar sana, masih banyak persoalan yang tak pernah aku pikirkan. Tuhan. Aku hanya bisa terdiam. Aku baru sadar, dan belum bisa membantu persoalan.

Tuhan. Hidup tak seperti yang kupikirkan. Masih banyak orang yang hidup dalam kesusahan, banyak persoalan. Masih banyak orang diluar sana yang membutuhkan. Tuhan. Aku masih belum paham apa yang harus aku lakukan.

Tuhan. Aku sedikit menemukan tujuan hidupku hari ini. Tuhan, bukankah aku dulu pernah punya keinginan untuk membantu sesama disekitarku? Tuhan, dulu pernah pikiran itu aku hapuskan. Aku pikir semua persoalan telah terselesaikan. Tuhan, ternyata itu tidak benar. Tuhan. Aku ingin membantu mereka, tapi aku belum punya daya. 

Tuhan. Ketika uti pergi, ketika kakung dan simbah juga ikut pergi. Aku pernah merasa, aku salah satu cucu yang mereka harapkan. Walau tak pernah terucapkan, tapi aku bisa merasakan. Aku cucu yang harus bisa bertahan, Aku cucu yang harus bisa membahagiakan mereka dalam kuburnya. Tuhan. Waktu itu aku masih berfikir akan keluargaku. Sebatas membahagiakan keluarga besarku. Tuhan, ternyata persoalan lebih daripada itu.

Tuhan. Ternyata kehidupan sepelik itu. Tuhan, aku tak mengerti apakah ini pertanda akhir zaman. Aku tak mengerti. Aku hanya tau, masih banyak orang yang hidup dalam kesusahan. Tuhan. Selama ini aku kemana, kenapa aku menutup mata dan juga telinga? Tuhan, aku bukan sombong tak mau mendengarkan mereka, aku bukan tak mau melihat mereka. Tuhan, aku hanya terlalu sibuk dengan urusanku yang menurutku tak ada hentinya.

Tuhan, aku selalu mencari diriku yang sebenarnya. Aku tak pernah tau diriku, dan aku fokus mencari tahu diriku saja. Tuhan. Aku tak pernah melirik mereka. Aku egois Tuhan hanya mementingkan diriku sendiri. Aku ingin membantu mereka dengan caraku. Aku hanya mementingkan caraku,. Caraku, tanpa aku tahu kebutuhan mereka. 

Tuhan, aku memang pernah punya keinginan menjadi seorang ilmuwan. Pernah punya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang punya kebermanfaatan. Tapi Tuhan, apakah itu perlu? Apakah aku mampu melakukan disisa umurku? Tuhan, selama ini aku mencoba menemukan hal-hal baru, tapi apa Tuhan? Semua hanya sebatas anganku. Semua hanya sebatas keinginanku. Aku tak pernah berfikir akan keberlanjutan karyaku, karena aku tahu, itu tak cukup untuk menyelesaikan persoalan. Tuhan, apakah otakku mampu? Tuhan. Aku tak pernah tau. Tuhan, aku tak pernah memikirkan persoalan mereka Tuhan. Aku hanya mementingkan diriku Tuhan. Tuhan, maafkan aku.

Tuhan, seperti aku kata, hari ini aku belajar. Masih banyak orang diluar sana yang kesusahan. Tuhan, sekarang inginku hanya membantu. Tapi aku merasakan belum mampu. Aku belum mampu membantu apa yang mereka butuhkan. Tuhan. Aku menginginkan perubahan. Tuhan. Apakah itu alasanku dilahirkan? Tuhan, mereka bilang aku punya kemampuan dan juga kelebihan. Tapi Tuhan, kadang aku tak yakin akan kemampuanku. Tuhan, aku tak pernah bisa optimal dalam kerjaku. Tuhan. Apa yang harus aku lakukan?

Tuhan. Aku ingin belajar, aku ingin membantu apa yang mereka butuhkan. Apakah aku belajar sesuatu yang benar? Sesuatu yang mereka butuhkan? Tuhan. Aku tak pernah paham apa yang aku 
lakukan. Tuhan. Aku hanya berjalan, terus berjalan. Aku tak pernah tahu jalanku sudah benar atau masih dalam kesalahan.

Tuhan. Aku hanya ingin menguraikan sedikit benang kusut dalam kehidupan mereka. Sedikit saja aku ingin membuat senyum mereka mengembang. Tuhan, apakah aku bisa? Tuhan, apakah keinginan dan caraku sudah benar? Tuhan, apakah aku masih diberi kesempatan?

Tuhan. bantu aku menemukan jawaban. Apa yang seharusnya aku lakukan. Beri aku kesempatan. 


Aku yang hari ini belajar, dalam lampu yang berkedap kedip di rumah seseorang yang aku sayang, "mae".

Comments