Tuhan, hamba percaya Engkau

Tuhan, menginjak umur dua puluh tahun, wajar jika hamba mendambakan seorang pendamping hidupku yang baik, yang dapat membawa dan keluargaku ke surga. Tuhan, salahkan jika aku sering berfikir tentang imamku kelak? salahkah? Tuhan, aku tak pernah tau siapa jodohku dan dimana ataupun kapan aku dapat menemukannya? Tuhan.. aku selalu bertanya, dimanakah dia? sedang apa dia?

Tuhan, apakah perasaanku itu salah?
Tuhan, apakah aku salah mendamba seseorang?
Tuhan.. aku tak mengerti..
Ingatanku dalam firman-Mu,

 Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Dari frimanMu ini jelas, bahwa setiap manusia menemukan pasangannya kan? Walaupun itu tidak selalu baik, melainkan bercermin pada dirinya? Benarkan Tuhan?

Tuhan, lantas ayat-Mu, Ar Rum ayat 21 yang udah gak asing lagi bagiku, karena kakakku selalu mencantumkan ayat itu dalam undangan yang dia design, juga berkata demikian...


“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS. Ar. Ruum (30):21].

Masih banyak lagi FirmanMu yang menjelaskan tentang makhluk yang berpasang-pasangan Tuhan...
aku membacanya dari sini..

http://apwa.wordpress.com/perpustakaan/dalil-nikah/ (*makasih referensinya)

Tuhan, Engkau ciptakan makhlukmu berpasang-pasangan... sementara aku, aku kini masih sendiri Tuhan.. Aku yakin, aku percaya, jika aku pasti akan mendapatkan pasanganku.. jika waktunya sudah tepat, dan ketika aku sudah pantas..
Untuk beberapa waktu aku selalu berfikir begitu Tuhan.. 


Tuhan.. sosok nyata yang hamba kagumi, yang pernah hamba inginkan untuk jadi imam hamba, lambat laun menghilang. Menghilang dengan cara yang hamba minta. Menghilang perlahan. Makasih Tuhan, Kau tak membuat hamba sakit hati, justru malah hamba bersyukur, telah mengetaui jawabanMu. Walaupun hamba tak pernah tau, apakah kelak dia memang bukan imamku. Sulit Tuhan memang untuk berjalan disisinya. Dia terus berlari, dan hamba.. yah, tertatih. Pelan. Perlahan.

Tapi hamba yakin kok, walaupun dia bisa terus berlari, sedang hamba hanya tertatih. Hamba hidup di dunia ini pasti ada tujuannya. Pasti dulu di Lauhul Mahfudz hamba pernah mendapatkan tugas itu kan? walaupun hamba tak pernah ingat..

Lantas, imam seperti apakah yang kelak akan menjadi imam keluarga hamba?
Bolehkah hamba mengagumi seseorang?
Bolehkah perasaan ini tumbuh?
Bolehkah hamba suka dengan makhlukMu?
Bolehkah Tuhan?

Tuhan.. hamba tak pernah mengerti apa itu yang dinamakan cinta itu..
ketika hamba dewasa, ketika perasaanitu mulai tumbuh..
ketika hamba masih belum siap dengan menjalin sebuah rumah tangga..
dikemanakan perasaan itu Tuhan?
apakah terus dipendam?
apakah perasaan itu benar?
apakah orang itu benar?

Tuhan, hamba hanya meminta seseorang yang memang baik buat hamba, seseorang yang memang ditakdirkan untuk hamba.. seseorang yang bisa membawa keluarga hamba ke surga..
selain itu, hilangkanlah perasaan yang sering bermunculan itu Tuhan.. berikan perasaan tulus hamba hanya pada satu orang yang memang imam hamba Tuhan..

(kangen kamu pangeran, semoga kamu baik selalu, doaku menyertaimu)

Comments